Emosi Negatif
Emosi negatif merupakan suatu perasaan yang tidak mengenakkan. Pada umumnya emosi negatif ini akan timbul kepada siapa saja yang mempunyai emosi belum stabil.Emosi negatif bisa berupa rendah diri, tinggi diri, takut, marah, malu, kecewa, dan sebagainya.Emosi negatif harus dijaga - mungkin tepatnya diwaspadai - agar emosi ini tidak keluar menjadi tindak laku yang bisa merugikan dirinya sendiri atau makhluk lain.
Dari kesadaran emosi negatif timbul dalam keadaan:
1. Sadar
Emosi negatif sering timbul kala apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita terima atau yang kita terima tidak seperti yang kita inginkan. Apabila mendapatkan perlakuan yang tidak selayaknya dilakukan oleh manusia kebanyakan, yang mengenakkan terkadang timbul.Emosi yang demikian karena disebabkan oleh hal yang terlihat dan diterima dengan sadar.Misalnya, dimarahi orang tua, jadi sedih, disalahi adik, karena merasa lebih tua, marah jadinya, dikerjai teman, karena merasa disakiti timbul marahnya.
2. Tak sadar
Bisa saja timbul tanpa mengerti sebab-musababnya tahu-tahu kita merasakan emosi negatif, sedih, susah, gelisah.Ketika kita diam duduk-duduk, lho kok tiba-tiba bersedih ada apa? Dicari-cari asal-usulnya ya kok ndak ketemu juga. Ada yang menyimpulkan wah ... ini firasat apa ya? Larinya ke firasat. Apa benar kalau peristiwa ini merupakan firasat? Hayo ... siapa yang bisa menjawab? Ngacung!
Namanya khan emosi, selama masih mempunyai perasaan ya pasti mempunyai emosi, betul, khan?
Siapa yang bisa memanage emosi? Ya... yang punya to. Kira-kira begitu jawabnya. Apa bisa dimanage? Saat sedih dihapus dengan cara melihat yang lucu-lucu selanjutnya jadi gembira. Semula terasa biasa, netral, cari emosi yang menyenangkan dengan cara makan, main atau pergi suatu tempat, jadilah 'berubah'.Beginilah cara memanage emosi?
Kita pernah pergi ke mall, wisata, dengan mengeluarkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah emosi. Melancong ke luar pulau bahkan ke luar negeri untuk mengganti emosi. Untuk memanage emosi kok harus bermodal. Yang tidak punya modal terus bagaimana? Apa mau jual alun-alun dulu baru bisa mengubah emosi? Ah emangnya alun-alun itu warisan si mbah? Lalu bagaimana kalo terlanjur merasakan emosi negatif dan tidak bermodal? Waduh, kok tanya-nyata melulu ya? Lha iya wong kamu ikutan tanya.Saya punya 'rahasianya' agar bisa memanage emosi tanpa modal besar.Apa? Apa? Apa? Lha kepingin tahu khan? Iya. Apa? Apa? Apa? 'Tenang', wani pira? orang ndak punya modal malah ditanyai 'wani pira'. Ayo cepat katakan rahasia itu? Tenang! Silent! Tenang...,tenang...ndak menjawab, kok tenang-tenang. Lha iya T-e-n-a-ng.
Emosi negatif merupakan suatu perasaan yang tidak mengenakkan. Pada umumnya emosi negatif ini akan timbul kepada siapa saja yang mempunyai emosi belum stabil.Emosi negatif bisa berupa rendah diri, tinggi diri, takut, marah, malu, kecewa, dan sebagainya.Emosi negatif harus dijaga - mungkin tepatnya diwaspadai - agar emosi ini tidak keluar menjadi tindak laku yang bisa merugikan dirinya sendiri atau makhluk lain.
Dari kesadaran emosi negatif timbul dalam keadaan:
1. Sadar
Emosi negatif sering timbul kala apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan apa yang kita terima atau yang kita terima tidak seperti yang kita inginkan. Apabila mendapatkan perlakuan yang tidak selayaknya dilakukan oleh manusia kebanyakan, yang mengenakkan terkadang timbul.Emosi yang demikian karena disebabkan oleh hal yang terlihat dan diterima dengan sadar.Misalnya, dimarahi orang tua, jadi sedih, disalahi adik, karena merasa lebih tua, marah jadinya, dikerjai teman, karena merasa disakiti timbul marahnya.
2. Tak sadar
Bisa saja timbul tanpa mengerti sebab-musababnya tahu-tahu kita merasakan emosi negatif, sedih, susah, gelisah.Ketika kita diam duduk-duduk, lho kok tiba-tiba bersedih ada apa? Dicari-cari asal-usulnya ya kok ndak ketemu juga. Ada yang menyimpulkan wah ... ini firasat apa ya? Larinya ke firasat. Apa benar kalau peristiwa ini merupakan firasat? Hayo ... siapa yang bisa menjawab? Ngacung!
Namanya khan emosi, selama masih mempunyai perasaan ya pasti mempunyai emosi, betul, khan?
Siapa yang bisa memanage emosi? Ya... yang punya to. Kira-kira begitu jawabnya. Apa bisa dimanage? Saat sedih dihapus dengan cara melihat yang lucu-lucu selanjutnya jadi gembira. Semula terasa biasa, netral, cari emosi yang menyenangkan dengan cara makan, main atau pergi suatu tempat, jadilah 'berubah'.Beginilah cara memanage emosi?
Kita pernah pergi ke mall, wisata, dengan mengeluarkan tenaga dan biaya yang tidak sedikit untuk mengubah emosi. Melancong ke luar pulau bahkan ke luar negeri untuk mengganti emosi. Untuk memanage emosi kok harus bermodal. Yang tidak punya modal terus bagaimana? Apa mau jual alun-alun dulu baru bisa mengubah emosi? Ah emangnya alun-alun itu warisan si mbah? Lalu bagaimana kalo terlanjur merasakan emosi negatif dan tidak bermodal? Waduh, kok tanya-nyata melulu ya? Lha iya wong kamu ikutan tanya.Saya punya 'rahasianya' agar bisa memanage emosi tanpa modal besar.Apa? Apa? Apa? Lha kepingin tahu khan? Iya. Apa? Apa? Apa? 'Tenang', wani pira? orang ndak punya modal malah ditanyai 'wani pira'. Ayo cepat katakan rahasia itu? Tenang! Silent! Tenang...,tenang...ndak menjawab, kok tenang-tenang. Lha iya T-e-n-a-ng.